Satu Dekade Perkembangan Ekonomi Indonesia di Tangan Jokowi, dari Infrastruktur hingga Digitalisasi
Oleh: Azalia Kusuma )*
Sepuluh tahun terakhir merupakan periode yang penuh perubahan bagi perekonomian Indonesia, dipicu oleh pembangunan infrastruktur yang masif dan berkembangnya ekosistem digital. Dua faktor ini telah menjadi motor penggerak utama yang membawa Indonesia ke arah pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dua aspek ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga membentuk fondasi yang kuat bagi masa depan Indonesia.
Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama dalam upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Presiden Joko Widodo, yang mulai menjabat pada tahun 2014, menempatkan infrastruktur sebagai salah satu pilar utama dalam visi pembangunannya. Ini terlihat dari alokasi anggaran yang signifikan serta peluncuran berbagai proyek besar di seluruh negeri.
Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan kerap menyampaikan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk efisiensi biaya logistik hingga sebagai konektivitas antarwilayah.
Presiden meyakini kehadiran infrastruktur dapat membuat biaya logistik lebih efisien sehingga akan turut meningkatkan daya saing Indonesia dalam berkompetisi dengan negara lain. Pembangunan infrastruktur juga diyakini dapat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.
Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan secara besar-besaran sejak 2014 tersebut pun membuat daya saing Indonesia meningkat. Dalam IMD World Competitiveness Ranking bidang infrastruktur, peringkat Indonesia naik dari 54 pada 2014 menjadi peringkat ke-27 saat ini.
Pemerintah telah menetapkan 204 proyek dan 13 program dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Sejak 2016 hingga semester II-2023, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mencatat penyelesaian 190 PSN dengan estimasi nilai investasi Rp1.514 triliun. PSN tersebar di 14 sektor, dengan proyek terbanyak di sektor jalan (48 proyek), bendungan dan irigasi (56 proyek), kereta api (13 proyek), energi (17 proyek), pelabuhan (15 proyek), sanitasi dan air bersih (9 proyek), serta bandara (7 proyek).
Berdasarkan laporan semester II-2023 KPPIP, sebaran proyek infrastruktur dan program PSN masih terpusat di Jawa dan Sumatera, yakni 79 proyek di Jawa dengan total investasi Rp1.288,4 triliun dan 40 proyek di Sumatera dengan total nilai investasi Rp611,83 triliun. Kemudian, PSN di Sulawesi sebanyak 27 proyek dengan nilai investasi Rp1.170,36 triliun, PSN di Bali dan Nusa Tenggara dengan 20 proyek dengan nilai investasi Rp58,6 triliun, 13 proyek di Kalimantan dengan nilai investasi Rp205,76 triliun, dan 17 proyek di Maluku dan Papua dengan nilai investasi Rp945,16 triliun.
Sementara itu, di bidang transportasi, beberapa yang telah dibangun adalah kereta api Makassar-Parepare, Kereta Api Express Soekarno-Hatta-Sudirman, MRT Jakarta, LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi, dan LRT Sumatera Selatan, serta Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung, Bitung, dan Patimbang.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, mengakui bahwa pembangunan infrastruktur yang masif dalam satu dekade terakhir adalah capaian yang luar biasa, mengingat kondisi infrastruktur Indonesia sebelum era Jokowi sangat terbatas. Upaya pembangunan, terutama di luar Pulau Jawa, telah berkontribusi besar dalam mengurangi kesenjangan infrastruktur yang selama ini menjadi permasalahan utama.
Di lain sisi, perkembangan ekonomi digital juga terus berkembang karena Pemerintah Indonesia memberi perhatian khusus terhadap pengembangan teknologi digital, khususnya yang berkontribusi langsung bagi pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pengembangan sumber daya manusia (SDM). Selama satu dekade terakhir, e-commerce telah berkembang pesat di Indonesia, didukung oleh pengaruh internet yang semakin luas dan peningkatan penggunaan smartphone. Perusahaan-perusahaan seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee telah menjadi raksasa di sektor ini, mengubah cara masyarakat berbelanja dan membuka akses pasar bagi bisnis kecil dan menengah.
Selain e-commerce, ekosistem startup di Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Banyak startup teknologi muncul dengan berbagai solusi inovatif, mulai dari fintech hingga edtech, yang tidak hanya menarik investasi asing, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
Pemerintah Indonesia juga aktif mendorong digitalisasi di sektor publik. Peluncuran sistem Online Single Submission (OSS) untuk perizinan bisnis adalah salah satu contoh bagaimana digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi birokrasi. Selain itu, selama pandemi COVID-19, aplikasi seperti PeduliLindungi menjadi alat penting dalam upaya penanggulangan pandemi, menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kepentingan publik.
Presiden Jokowi mengungkapkan potensi ekonomi digital Indonesia bisa mencapai ribuan triliun di tahun 2030. Presiden Jokowi melanjutkan jika potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Di mana dari catatannya di tahun 2020 mencapai US$ 44 miliar, meningkat di tahun 2022 mencapai US$ 77 miliar. Terus naik di tahun 2025 menjadi US$ 146 miliar.
Satu dekade terakhir telah membawa perubahan berarti dalam ekonomi Indonesia. Melalui pembangunan infrastruktur yang masif dan percepatan digitalisasi, Indonesia telah meletakkan fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih cerah. Kedua pilar ini bukan hanya sekadar mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi dan integrasi yang lebih luas. Di tengah tantangan global, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi kini berada pada posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi masa depan dengan optimisme yang lebih besar.
)* Penggiat Ekonomi Universitas Mercubuana